SOCIAL MEDIA

Sabtu, 13 April 2013

Undeniable

Bismillah.

Hm, today is really something.
Ceritanya hari ini ada kumpul wajib KSE. Opening ceremony Badminton Cup gitu. Yeah, karena sifatnya wajib datang, mau gak mau lah ya, memunculkan diri di TKP.
Awalnya slow aja.
Beres opening ceremony, meluncur ke GOR lama. 
Setelah hampir dua setengah tahun di IPB, baru kali itu masuk ke GOR lama...parah banget yak.
Gak nyangka GOR itu dalamnya kuno banget.
Kuno serta tidak terawat.

Then, prahara dimulai.
Jadi, satu tim itu akan memainkan 3 partai, tunggal putra, tunggal putri, dan ganda campuran dengan sistem gugur. 
Satu tim itu terdiri dari dua kebun. Hhh...ajaibnya dari dua kebun yang digabungkan dan menjadi timku adalah tim sebelas yang cuma ada dua cewek. Aku dan teman sekelasku. 
Artinya dua cewek ini sudah pasti bakalan main. Satu di tunggal dan yang lain di ganda. 
Temanku itu langsung ngetag posisi di ganda.
Sudah lagi tidak slow. Aku mencecar kebun tetangga yang jadi teman satu tim ku. Mempertanyakan cewek-cewek dari kebun mereka. Gak ada satu pun yang bisa datang.
Aku udah khawatir. 
Okey, meskipun temanku bilang santai aja, ini cuma main-main, dsb. Aku merasa ini gak boleh terjadi T.T
Aku main badminton maksudku.

Then, tunggal putra beres, timku kalah.
Juru bicara tim ku meminta ganda campuran dulu yang main.
Yeah, aku juga berharap begitu.
Diizinkan dan aku senang. Beban berat ada di tunggal putri kalau tunggal putri main duluan karena ada tuntutan menang. Anggota tim ku adalah fakultas yang top soal olahraga, mereka terlihat agak pengen menang selama pengamatan menonton bersama partai sebelumnya. Lagian aku juga sama sekali gak mau main!!!
Hey, tapi, kalau ganda campuran ini menang, artinya tuntutan si tunggal putri untuk menang semakin besar. 
Yuhuuu, so, dari lubuk hatiku yang paling dalam, aku berharap kami kalah saja...jeongmal mianhae ^.^v
Kalau tim aku kalah juga, beres lah pertandingan timku. Tunggal putri gak perlu main, yuhuuu...

Then, main lah ganda campuran dan tim kami kalah. 
Yuhuuu...maaf ya, aku senang begini ^.^v

Seru juga nonton badminton live begini, jadi, pengen nyobain nonton Sudirman atau Thomas Uber Cup live juga, hehe.

Then, tiba-tiba si jubir tim aku menuju ke arahku, mengatakan, " Mbak, tunggal putrinya tetap disuruh main. "
What?!?!?!

Ini beneran bercanda. Buat apa coba main juga. Gak guna sama sekali. Tim ku menang pun gak merubah hasil yang membuat tim ku bisa maju ke grup selanjutnya or whatever!

Rasanya aku sudah mau pergi aja lah dari tempat itu. 
Bagaimana bisa aku yang sudah setahun lebih gak pegang raket maupun mainin itu olahraga disuruh bertanding badminton. Baca ya, bertanding! Artinya ada skornya! Ada hitungan bola in dan out.
Oh, my!
Di atas kertas pun aku udah jelas kalah (aku sudah melihat lawanku sebelumnya, so I know it).

Saat panitia memanggil perwakilan timku, teman-temanku ngomporin, " Udah, za, main aja, "
Hih...apa-apaan...
Akhirnya aku turun ke lapangan juga, tapi, buat ngeles,
Aku merajuk ke panitia buat gak usah main.
Namun, aku teringat sesuatu, katanya, kalau bikin tim lain menang walk out, tim yang membiarkannya bakal kena hukum...yuhuuu...aku yang taat peraturan ini, begitu teringat hal tersebut langsung khawatir ditambah ekspresi panitia yang berhadapan denganku.
" Sini, sini, kasih tau alasannya kenapa gak mau main? "
Aku makin menciut ditanya begitu sama si panitia.
Huh!
Parah banget dah ini...Aku tahu alasanku agak gak oke.
Padahal di masa depan setelah pertandingan itu beres, aku mikir bahwa kayaknya gak akan segitunya juga, 
Hehe, tapi, gak tau juga sih, soalnya aku gak memilih untuk kabur dari pertandingan itu.
Akhirnya, aku bilang ke panitia kalau aku TIDAK BISA main SAMA SEKALI.
Si panitia slow aja, lawan mainku juga sama aja, tetap ngajakin bertanding dan bilang kalau ini cuma main2, bukan pertandingan yang pro, bla, bla, bla.

Yuhuuu...meskipun itu bukan pertandingan serius, tetap saja, itu pertandingan dilihat orang-orang.

Malu banget, aku yang gak bisa main badminton ini, beneran bertanding akhirnya. 0% persen persiapan. Even mentally.
Huhu.
Aku cuma bisa menangkis bola sebisaku. 
Dikasih tau aturan main sebelum bertanding pun, saat bertanding aku tetap aja gak ngerti T.T harus diingatkan sama wasitnya terus, malu banget dah...
Tiga per empat pertandingan, tanganku sudah gemetaran entah kenapa. Mengalihkan dengan izin minum. Huhu.
Aku cuma berharap, orang2 yang ada disitu dan kebetulan ngelihat permainanku, melupakan memorinya soal bagian permainanku T.T tapi, itu harapan yang aneh...

O ya, saat aku melihat pertandingan, aku mulai agak get bored dan mengalihkan perhatian saat pertandingan di depanku berjalan tidak seru dan gak asik. Kriteria gak asik ini termasuk saat si pemain gak bisa nangkis bola dan mainnya gak kece.
Nah, sepertinya aku melakukan hal itu, jadi, aku sedikit tenang karena hal itu.

Akhirnya, aku kalah telak dengan permainanku yang amat sangat amatiran itu. Seringkali gak bisa menangkis bola atau apapun. Bahkan parahnya, kadang waktu nyervis bola aja suka gagal dan jadi poin buat lawan. Haha.
Kalah telak dua set 21-6, 21-8 kalau tidak salah.
Skor itu juga muncul bukan karena aku mainnya benar atau gimana. Skor itu muncul karena lawanku sedikit teledor saja.

Hhh...pertama kalinya turun ke arena lapangan dan bermain. Selama ini cuma nonton dari televisi aja kalau ada pertandingan badminton.
Malu stadium akhir T.T
Bagaimana masa depanku setelah ini, huhu (berlebihan ya, huhu, tapi, tetap aja sedih bin malu).

Yeah, tapi tetap saja tidak ada satu kejadianpun yang sia-sia di dunia ini.
Akhirnya setelah sekian lama, aku berolahraga lagi, meskipun tanpa pemanasan yang akhirnya membuat penumpukan asam laktat.
Wait and see, besok pasti pegal-pegal T.T

Bye.

Rabu, 10 April 2013

Senior High : Chinese Girl

Bismillah.

Lanjutin lagi ah,

Di kelas sepuluh juga, aku kenal sama program AFS. Yeah, program pertukaran pelajar ke US, Jepang, dan beberapa negara Eropa, yang aku gagal itu, rasanya aku pernah mengungkitnya di posting beberapa waktu ke belakang.

Karena program itu aku ikut beberapa kegiatan yang menunjang.
Melatih bahasa inggris secara aktif, ikut serta ekskul tradisional.

Then, suatu saat sekolahku mendapat kunjungan dari salah satu sekolah di Singapura, namanya Northland Secondary School.
Utamanya anak-anak kelas sepuluh, ditawarkan buat menjadi guide sekaligus host family selama semalam.
Seperti yang aku sebutkan di awal tadi, aku yang sedang mencari kegiatan penunjang untuk pergi ke luar negeri itu, tertarik untuk menjadi salah satu dari guide-guide itu.

Okey, jadilah aku satu-satunya wakil dari kelas X.10.
Please, padahal aku tahu benar teman-temanku yang ngomong bahasa inggrisnya jago di kelas itu, banyak.

Awalnya, pas guide-guide dari kelas-kelas lain dikumpulkan, aku sempat minder, karena aku merasa gak jago, dll.

Tapi, yeah, akhirnya terlalui juga.

Itu anak-anak dari Singapura datang malam-malam, kita menyambut mereka di Taman Budaya Raden Saleh. Ada semacam pertunjukkan tentang tokoh wayang gitu, tapi, aku lupa apa, Rama dan Shinta mungkin.

Yeah, mereka lucu-lucu. Macam-macam banget. Multi ras. Ada india, china, melayu, dll.

Aku yang rada-rada introvert itu, awalnya cuma senyum-senyum aja sama mereka. Gak mau mulai untuk kenalan atau apa. Parah lah.
Tapi, mereka juga gak jauh beda, masih kagok sepertinya, mereka masih ngumpul bareng sesamanya.

Then, aku juga lupa gimana jalan ceritanya, tau-tau ada yang ngajak ngomong pake bahasa inggris, ngajak kenalan gitu, cowok india sama china. Sepertinya cowok yang india itu muslim, tapi, sampai akhir pertemuan kita, aku gak pernah tau dia muslim atau bukan, dari namanya sih sepertinya gitu.
Sebut saja dia dengan inisial Z.
Waktu dia ngajak bersalaman, aku gak menjabat tangan mereka. Dan mereka berdua cuma ketawa-ketawa aja.
Then, dia minta dikasih tau jalan cerita pertunjukkan di depan itu.
Oh, my!
Truly, yang ditanya gak lebih tau dari yang bertanya.
Tapi, tetap saja, untuk menyelamatkan diri, aku menjelaskan sebisaku, meskipun seingetku, aku rada ngaco ceritanya ^.^v
Yeah, akhirnya aku dapat teman baru. 

Hari berikutnya mereka disambut di sekolah.
Aku yang ikutan ekskul karawitan gak ikutan menyambut mereka dari awal karena aku harus bareng-bareng teman-teman karawitan untuk menampilkan salah satu musik tradisional Jawa itu. 
Cowok india tadi malam, muncul lagi dan nampaknya dia adalah anak paling ceria di rombongan itu. 
Dia melambaikan tangan padaku dengan bersahabat.

Okey, ketidakikutsertaanku dalam menyambut mereka dari awal di sekolah, mungkin sebuah anugerah sekaligus ujian.
Karena saat aku main karawitan di depan orang-orang, temen-temen guide ku yang lain sibuk memilih anak-anak Northland itu buat didampingi!
Oh, my!
Jelas, aku gak punya kesempatan memilih.
Tau-tau saat pak guru mengenalkan kami satu sama lain, namaku disebut pertama kali.
" Izzatun Nisa and Doreen "
Yuhuuu...Aku kaget parah, karena posisiku juga masih di depan arena penonton, aku cuma bisa berdiri dan menyambut teman baruku itu dengan senyuman lalu menjabat tangannya.

Yeah, acara hari itu perkenalan masing-masing anak dari sekolahku dan teman-teman dari Northland.
Belakangan aku baru tau kenapa aku bisa mendapat pasangan Doreen, teman-temanku yang lebih dulu memilih, memprioritaskan teman-teman Northland dari suku Melayu, alasannya? simpel, masalah bahasa yang masih serumpun...
Okey lah...aku gak bisa protes, gak guna juga.

Selama anak-anak Northland itu kami dampingi, salah satu aturannya adalah mereka dilarang naik sepeda motor.
Yuhuuu...padahal aku adalah salah satu penggunanya. 
Alasan mereka gak boleh naik sepeda motor jelas karena alasan klasik; sepeda motor itu berbahaya.
Jadilah aku dan Doreen serta beberapa teman lainnya pulang ke rumah dengan angkutan umum.

Kesanku terhadap Doreen pertama kali, dia pendiam banget.
Kami pulang naik angkutan umum dan WNS alias Warga Negara Singapura seperti Doreen ini ternyata fine2 aja dengan itu.
Saat kami berjalan kaki menuju rumah, aku bertanya soal hal itu dan dia bilang di Singapura dia juga biasa naik public transport dan dia juga gak punya mobil.
Phiuh...aku tenang.

Sesampainya di rumah, aku beres-beres dan Doreen main dengan sepupuku, pake bahasa isyarat. Hahaha.
Orang-orang di rumah pada canggung pake bahasa inggris.

Then, di rumah masalah scarf alias kerudung dibahas dan aku menjelaskan sebisaku.
Doreen gak beres-beres atau apapun karena dia prefer beres-beres setelah kami pulang jalan-jalan.

Yeah, ceritanya kami mau jalan-jalan ke salah satu mall yang pada zaman itu beken di kotaku.

Sebelum pergi dia makan dulu bareng keluargaku, dan dia suka sama sambal, bandeng, dan kerupuk. Parahnya, aku salah pilih kosa kata saat menjelaskan soal sambal. Parah deh, malu-maluin abis.

Then, kami pergi ke mall itu dengan taksi. Dia nanya kenapa gak pake public transport aja, karena ternyata mainstream taksi di negaranya dan di sini gak jauh beda, sama-sama mahal ^^v.
Yeah, aku jelaskan secara simpel bahwa gak aman aja malam-malam pake public transport buat pelajar, hahahaha...padahal, di masa depan biasa aja alhamdulillah.

Aku gak cuma berdua sama Doreen pergi ke mall itu. Disana, kami bertemu dengan teman akrab Doreen yang sama-sama china. Yuhuuu...mereka akrab banget, suka ngomong pake bahasa mandarin pula yang bikin aku dan temanku yang jadi guide juga berkerut-kerut.

Temanku yang guide itu bertanya padaku soal sholat dan kerudung, maksudnya tanggapan Doreen soal itu. Aku menjawab biasa dan santai saja, bukan masalah.
Temanku itu tersenyum dan bilang bahwa dia(Doreen) tau kamu muslim karena kerudungmu.
Aku iya kan saja.
Di masa depan, mungkin itu salah satu alasan temanku memakai kerudung, sadar bahwa kerudung adalah identitas.
Wallahu a'lam.
Setelah temanku itu memakai kerudung, aku tidak pernah bertanya soal itu.

Tidak lama Doreen bersama teman akrabnya (aku lupa namanya), akhirnya aku jalan-jalan berdua dengan Doreen. 
Sampai larut malam!
Yuhuuu...kakiku pegal parah...
dan Doreen biasa saja. Kata dia, shopping itu sudah biasa buatnya, kegiatan saat weekend yang jadi favoritnya, dia bisa tahan berjam-jam!

Kami sampai di rumah around 00.00-01.00.
Parah kan ya...

Hari berikutnya, aku merasa lebih akrab dengan Doreen.
Dia mengikuti pelajaran di kelas, meskipun dia gak terlalu memperhatikan bapak dan ibu guru. Secara dia gak ngerti bahasa Indonesia.
Dia duduk di sebelahku, coret-coret menggambar, dan dia jago banget ngegambarnya!
Di sela-sela guru menerangkan, kami ngobrol-ngobrol sedikit, soal kampung halamannya di china, dll.

O ya, ada kejadian memalukan saat aku mengenalkan Doreen di depan kelas.
Aku salah dalam menyebutkan kata dalam bahasa inggris, aku lupa kata apa, tapi, gara-gara itu aku diketawain teman-teman sekelas T.T

Dari obrolan dengan Doreen, aku baru tau kalo anak-anak yang datang dari Northland ini sebenarnya masih seumuran SMP, kelas 3 lah ya...karena Doreen sendiri ternyata lebih muda setahun dariku. Masa pendidikan di Northland Secondary itu kalau tidak salah ingat empat tahun.
Hm, pantas saja, dari rombongan anak-anak dari Northland itu aku merasa mereka masih-masih kayak adek-adek, termasuk si Z itu.

Temanku yang jadi guide teman akrab Doreen sempat sharing bahwa Doreen dan teman akrabnya itu tidak terpisahkan.
Ya, juga sih, namanya teman akrab.
Berkali-kali teman akrab Doreen minta bertemu dan harus via aku dan temanku, karena untuk berkomunikasi ditengah jam belajar harus via sms dan sepertinya ponsel mereka tidak bisa digunakan.
Yeah, tidak masalah.

Sesaat sebelum pulang, kami berfoto-foto dan bertukar email.
Sedih?
Gak terlalu sih.
Agak karena aku malah mulai merasa dekat dengan Doreen di akhir-akhir, merasa bahwa dia temanku banget saat jalan-jalan dan di kelas. 
Merasa kehilangan dengan rutinitas around 3 hari bersama Doreen.

ini nih aku sama Doreen ^^

Alhamdulillah, sampai sekarang, aku masih berkomunikasi dengan baik dengannya. Dia sering bertanya kapan aku akan ke Singapura. 
Yuhuuu...aku juga pengen banget kesanaaa...
 Mungkin suatu saat nanti ya, aku bisa bertemu lagi dengan temanku itu :D

Selasa, 09 April 2013

Senior High : Prelude

Tiba-tiba aku teringat masa SMA ku. Haha.
Terpicu oleh sebuah lagu. Yeah. Lagu yang aku dengarkan itu seperti punya kenangan tersendiri dalam otakku.
So, sepertinya aku agak enggan untuk melupakan masa-masa SMA ku.
Here it is, aku ingin menuliskannya supaya tidak tergerus oleh ingatan yang mulai short memory T.T


What?
Masa SMA ku sepertinya biasa saja.
Aku bisa masuk ke sekolah itu karena hasil ujian negara sewaktu SMP lumayan lah. Tadinya sama sekali gak terpikir masuk ke sekolah itu. Beneran dah. Tadinya mau masuk SMK gitu, orientasi pengen dapat pemasukan pribadi sendiri dalam waktu yang tidak lama (yuhu,,,orientasi yang sekarang entah jadi prioritas keberapa).
Then, masuk deh ke sekolah itu.
Senang? So so lah.

Hari pertama menginjakkan sekolah itu dengan status siswa yang diterima, agak canggung.
Yeah, pertama masuk sekolah negeri yang gak kelihatan islam-islamnya sama sekali. Sempat diliatin aneh sama orang-orang karena aku gak pake seragam yang sama kayak mereka, putih-biru. Aku juga ngeliatin mereka sama anehnya.
Tur keliling sekolah dengan sedikit minat. Baru lumayan minat pas ketemu masjid yang lumayan gede di dalam sekolah itu (oh! Lupa nama masjidnya! Tidak!!!) 
Terus, ketemu teman sekelas yang jadi sohibku sampe sekarang >.<
Aku masuk ke dalam kelas X.10 seterusnya bakal disingkat Sesepuh. Kirain itu nama unik gitu, tapi beberapa waktu berikutnya, baru tahu bahwa itu juga nama kelas X.10 angkatan sebelumnya.
Pertemuan pertama itu kalau gak salah langsung pemilihan ketua kelas, jeng jeng, terpilihlah sosok yang paling menarik perhatian diantara kami, karena dia paling gede dan kocak diantara kita. Sebut saja B. Sebenarnya, dari segi leadership, aku juga bingung kenapa dia yang jadi ketua kelas, tapi, mungkin dia beruntung karena dia menarik perhatian :D

Then, ikut upacara bendera di sekolah itu. Yuhuuu...udah lama banget aku gak ikut upacara yang begitu lama pake topi pula. Ribet, gerah, dan gak meaning ^^v.
Ya, secara jarang2 di sekolahku dulu ada upacara.
Terus MOS.
Biasa aja. Gitu doang. Gak ngeri sama sekali.
Di kelas aja. Dengerin orang ngomong, presentasi ekskul, dll.
Sebenarnya aku tertarik dengan beberapa ekskul.
Tapi, pasti tertebak deh aku masuk ekskul apa?
Yeah, ROHIS.
O ya aku inget nama masjidnya, kalo gak salah Ahlul Jannah.
Ntar kalo aku salah, aku ralat deh ya ^^v.

Terus ikut olimpiade Biologi juga. ?!?!?!
Aku juga sempat kaget setengah mati karena aku iseng doang ikut seleksinya. Ternyata lolos dan nilai seleksiku lumayan juga, sampe di cie.in temen2.
Masuk deh ke MOSI Biologi dulu disebutnya.
Cuma setahun doang selama kelas sepuluh.
Karena dasarnya emang gak niat dan motivasinya gak kuat, jadi gitu deh.
Di masa yang akan datang aku juga agak bingung kenapa aku bisa masuk Mosi Bio, padahal ke depannya nilai Biologiku cuma bisa bikin nyengir.
Haha.

Saat MOS, aku inget tuh, tiap kelas harus menampilkan sesuatu. Akhirnya kelasku nyanyi atau ngapain gitu, agak2 burem ingatanku.
Yang jelas ada temenku yang main gitar dan dia jago parah!!!
Sebut saja dia dengan inisial V.
Eh, aku lupa yang dia mainin gitar ato bass, waktu itu belum ngerti yang begituan.
Pokoknya keren deh mainnya.
Di kelas secara akademik dia memang gak terlalu menonjol, padahal sekolahku terkenal karena akademiknya.
Then, dia juga mengakui kalo dia masuk ke sekolah itu faktor utamanya bukan karena akademik tapi karena kemampuannya main gitar yang udah terakui di tingkat nasional.  Hm, keren lah ya. Dia termasuk salah satu temanku yang unik.
Dan kelasku juga jadi menarik karena dia dan lagi-lagi si ketua kelas.

Buatku masa-masa kelas sepuluh, sangat berkesan. Aku banyak kenal hal baru di masa itu. Bahwa ternyata manusia di dunia ini amat sangat heterogen.
Dan aku dulu sempat bingung aku ada di posisi sebelah mana. Yang jelas aku bersyukur, aku bisa kenal dengan mereka yang punya background kehidupan yang beda-beda. Aku bisa belajar banyak hal :D

ini sohib2ku di kelas sepuluh (dinda-ipin-saski-agnes-dini-tyas)

My friends...
Okey, aku bakal sambung lagi next time, karena aku harus belajar, besok masih UTS, yuhuuu...
Semoga besok aku bisa menjawab soal dengan benar ^^

with me :) (ini ceritanya lagi ngerjain tugas sambil jalan2 di depan sekolah)

 Bye.

Rabu, 03 April 2013

they are back!

 Bismillah...
 Re : 

 
 
in London,
 
 
they are back! with the fourth.