SOCIAL MEDIA

Senin, 14 Oktober 2013

Days 2 ; Going to campus for the first time



Kami pergi ke kampus sekitar pukul 9 pagi. Dua orang teman kami dari NLU menjemput kami di gerbang kampus. Perjalanan dari rumah ke depan gerbang kampus menghabiskan waktu sekitar 15-20 menit. Sepanjang perjalanan menuju kampus, masyarakat sekitar siapapun itu memandangi kami dengan heran. Ya, pasti karena pakaian dan penampilan kami yang tidak biasa buat mereka. Saya sangat tidak nyaman karena hal itu. Orang-orang yang memandangi kami bukan hanya pejalan kaki, bahkan pengendara sepeda, motor, mobil, bus, dan truk.

Kami sedikit terlambat dari janji pertemuan dengan 2 orang teman kami yang sepertinya datang lebih awal. Ya, kebiasaan terlambat belum hilang sepenuhnya dari kami berlima. Meskipun pertemuan ini bukan pertemuan formal seperti perkuliahan.

Dua teman kami memberikan ucapan selamat datang di kampus dengan mengatakan bahwa kami harus siap untuk berjalan jauh disekitar kampus dan setelah kami melaluinya, itu memang jauh, jalan dari gerbang depan kampus hingga fakultas tempat kami belajar.

Lagi-lagi sepanjang kampus, mahasiswa-mahasiswa di NLU memandangi kami dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Kesan yang kami tangkap dari kampus NLU adalah tidak jauh beda dari IPB. Even, no offense, IPB much much better dari segi kebersihan. 
NLU nampaknya masih dalam proses pembangunan. Bangunan fakultas teknologi pangan yang kami datangi pun, terlihat sangat tua. Meskipun beberapa ruangan yang kami masuki sudah terlihat modernitasnya, karena dilengkapi peralatan canggih dan ada AC sebagai pendingin ruangan. Mirip dengan ITP IPB.
Kami menunggu dosen yang akan menjadi penanggungjawab kami selama belajar di NLU. Namun ternyata dosen tersebut sedang amat sibuk sehingga tidak dapat menemui kami dan pukul 11 kami direncanakan untuk bertemu dengan dekan fakultas.
Akhirnya, kami berjalan berkeliling kampus. Kami melihat kelas yang akan ditempati mahasiswa advanced program (kami termasuk didalamnya), laboratorium, perpustakaan, dan menuju asrama yang ditempati teman kami.
Lagi-lagi bangunan yang kami lihat terlihat kuno meskipun ada beberapa bangunan baru yang memang baru diselesaikan proses pembangunannya.
Asrama yang kami lihat ditempati oleh 6 orang dalam 1 kamar, ada sekitar 300-an mahasiswa dalam 1 gedung, NLU menyediakan 3 gedung untuk mahasiswa wanita dan 2 gedung untuk mahasiswa pria. Dari luar gedung kami bisa melihat jemuran digantung di luar kamar. Sudah terlihat penuhnya memang. Di salah satu gedung kami melihat mahasiswa-mahasiswa yang sibuk membuat lampion. Ternyata beberapa hari lagi Vietnam akan merayakan Mid Autumn Festival. Perayaannya dilakukan saat full moon dan anak-anak akan keluar rumah membawa lampion-lampion yang mahasiswa-mahasiswa itu buat
Kami menyapa mereka sejenak lalu melanjutkan perjalanan lagi menuju luar asrama untuk mencari tempat fotokopi sebelum kembali ke fakultas.
Kami sempat membeli jajanan di sepanjang jalan asrama, rasanya mirip rambut nenek yang dijual di Bogor namun ditambah kelapa yang disuir panjang-panjang, manis dan legit. Harganya 3000 VND.

Pukul 11 lebih sedikit kami tiba lagi di fakultas, namun dekan yang kami ingin temui belum hadir. Kami pikir hal tersebut karena kami sedikit terlambat, teman kami yang bernama Pi menjawab bahwa hal tersebut tidak benar, bagi dekan mereka menunggu merupakan suatu kebahagiaan. Ha? Saya sedikit tidak mengerti soal ini.

Dekan baru bisa kami temui sekitar pukul 11 lebih. Beliau terlihat sangat ramah dan sangat dekat dengan mahasiswanya. Beliau beberapa kali berbicara dengan bahasa Vietnam dengan Pi dan Ling, dan itu terlihat seperti ayah sedang mengobrol dengan anaknya saja. Saya sedikit terkejut dengan kedekatan mereka.
Kami membicarakan masalah yang kami hadapi soal tempat tinggal dengan beliau, dan nampaknya beliau tidak terlalu khawatir soal itu. Beliau hanya mengatakan bahwa Dr. Lam An akan membantu kami menyelesaikan masalah itu. Jadi, kami tidak perlu khawatir.
Hal lain yang juga kami bicarakan adalah mengenai perkuliahan yang kami ambil. Beliau merekomendasikan beberapa mata kuliah lain untuk kami ambil selain yang sudah kami putuskan di Indonesia.
Tidak lama kami mengobrol dengan beliau, setelah itu kami mendapat kabar bahwa Dr. Lam An baru bisa kami temui pukul 4.30 pm. Kami menghabiskan waktu sampai waktu perjanjian dengan berkeliling kampus lagi.

Pukul 4.30 pm kami betemu dengan Dr. An. Beliau dosen perempuan yang terlihat modis dan gaya, usianya mungkin sekitar 30an tahun. Kami membicarakan masalah mengenai tempat tinggal, sama seperti respon yang diberikan bapak Dekan, beliau tenang saja dan meminta kami tidak usah khawatir. Kami membicarakan mengenai jadwal kuliah kami karena pada file yang kami dapat, jadwalnya sedikit membingungkan akibat memakai kode-kode angka yang belum pernah kami dapati sebelumnya.
Hasil dari pembicaraan tersebut, kami akan kuliah Food Toxicology dengan dosen tamu dari Australia kalau tidak salah dari hari senin hingga jum’at pukul 8-12 mulai pertengahan Desember hingga 30 Desember 2013. Kuliah tersebut memang dilaksanakan intensif selama 2 minggu dan perkuliahan yang lain ditiadakan. Lalu, kami kuliah Technology and Processing of Fruits and Vegetables pada hari senin pukul 8-12 dan kuliah Processing Technology of Tea, Coffee, and Cocoa pada hari selasa pukul 8-12.
Kami sedikit tarik ulur untuk mengambil kuliah Seminar pada hari kami pukul 2 siang, karena beberapa dari kami berpikir bahwa seminar akan lebih nyaman bila diambil di IPB.
Kami belum mengambil keputusan saat itu dan Dr.An mempersilakan kami untuk berdiskusi apakah kami akan mengambil kelas Seminar atau tidak. Meskipun, saya menangkap bahwa Dr. An berharap kami mengikuti kelas ini dan beliau juga sudah memberikan saran dari awal, apabila kami mengambil kelas ini, kami sebaiknya berpisah kelompok dan berbaur dengan teman sekelas yang lain, karena mata kuliah ini akan banyak sekali aktivitas kerja kelompoknya. Apabila kami tidak mengambil kelas ini juga, Dr. An mengharapkan kami datang pada jadwal presentasi sekedar untuk melihat teman-teman NLU kami presentasi dan bertanya satu dua hal. Kami mengiyakan saja.

Kami pulang dengan menumpang mobil Dr.An yang akan menuju distrik 9, sekitar 1,5 jam perjalanan dengan kendaraan. Mobil Dr.An yang cukup kecil membuat kami harus berdesakan didalam mobil. Ya, tapi, itu jauh lebih baik daripada harus berjalan jauh dibawah tatapan banyak orang.

~o~

Tidak ada komentar :

Posting Komentar