SOCIAL MEDIA

Sabtu, 17 Maret 2018

Perjalanan Bikin Cerbung (1)

Jujur saja, saya baru kembali giat menulis fiksi, karena difasilitasi komunitas Odop (One day one post).

Kalau enggak 'dipaksa' nulis lewat tantangan atau bedah tulisan, kayaknya isi blog ini curhatan semua. HAHAHA. Ini salah satunya. Ups!

Tapi, saya mau sharing saja tentang bagaimana cerbung sang pembawa pesan ini tercipta dan lika likunya.

Ide awalnya sebenarnya gara-gara kepepet.

Sudah beberapa kali menulis paragraf, kok ya, enggak sreg banget sama temanya. Kayaknya masih terpengaruh tulisan fiksi sebelumnya, jadi lagi-lagi mau bikin cerita di genre drama percintaan.

Karena akhirnya mentok dikejar deadline, nekat aja nulis yang bergenre super khayal alias science fiction?

Inspirasinya?

Tentu saja dari novel dan film bergenre sama yang sering saya baca dan saksikan.

Khusus cerbung ini, saya banyak terinspirasi dari novel favorit saya sepanjang masa, Mumi Legenda dan the Independent karya mbak Efi F. Arifin.

Kalau filmnya, sedikit banyak Star Trek dan Star Wars.

Sebenarnya, nulis cerita di genre science fiction itu main aman, karena segalanya suka-suka kita.

Science fiction di sini yang saya maksud lebih ke fantasi.

Jadi, kalau misal ada yang ngerasa aneh kok mobil digambarkan terbang dan lain-lain di dalam cerita, sebagai penulis enggak perlu repot-repot menjelaskan kenapa-kenapanya, karena itu adalah sebuah fantasi pada dimensi waktu yang tidak kita ketahui secara pasti.

Cari aman banget, kan?

Kalau soal lika-liku dan hambatannya, banyak.

Soal ide cerita, sering banget saya mentok. Mentok karena imajinasi dan khayalan saya lagi mampet, jadi rasanya enggak bisa mikir yang ketinggian.

Makanya, jadi blunder tersendiri milih genre dan tema ini.

Kalau pas lagi lancar, rasanya ngalir saja ceritanya. Sesuatu yang khayal banget, enggak dipikirin banget-banget, asalkan masih masuk dan ngeblend dengan jalan cerita, diterusin.

Prioritas saya bikin cerbung kali ini, yang penting flownya enak, inti ceritanya masih mengandung hikmah, dan saya enjoy ngebacanya. Termasuk enjoy nulisnya, memenuhi jumlah kata yang disyaratkan, yaitu minimal 350 kata.

Saya pribadi untuk poin pertama memberi 1,5/3 untuk flow cerita. Di beberapa bagian, saya ngerasa ceritanya masih bisa dielaborate lagi.

Poin kedua dan ketiga sama-sama 2/3. Soal hikmah kembali ke pembaca masing-masing. Kalau saya, bermaksud memberi insight value A, semoga pembaca bisa menangkap di frekuensi A juga. Atau paling tidak enggak jauh-jauh amat, masih di B atau C.

Soal enjoy, beberapa bagian saya sendiri ngerasa asyik dan enjoy ngebacanya. Tapi, di beberapa bagian yang lain, jujur saya ngerasa bosan.

~~~

(Bersambung)


#odopbatch5
#onedayonepost

3 komentar :