SOCIAL MEDIA

Senin, 19 Maret 2018

Terapi Menulis Agar Bahagia

Beberapa waktu lalu saya mengikuti sebuah kuliah Whatsapp tentang menjadi ibu bahagia. Sebenarnya, kulWapp tersebut menjadi salah satu media promosi buku berjudul … Ibu Bahagia.

Sebagai ibu baru (9 bulan) saya super tertarik dengan judul buku tersebut.

Gimana enggak?

Buat saya menjadi ibu itu sepertinya sudah jauh lah dari kata bahagia (untuk diri sendiri). Karena begitu punya anak bukankah yang jadi bahan pikiran sepanjang masa adalah kebahagiaan anak-anaknya?

Makanya, saya pengen tahu, gimana sih caranya supaya ibu bisa bahagia?

Ditengah pekerjaan rumah yang enggak pernah habis dan me time yang jadi prioritas kesekian, gimana caranya menemukan kebahagiaan itu?

Jawabannya sudah pasti harus baca bukunya dulu. Hehe.

Silakan bisa dicari judul bukunya Diary Ibu Bahagia.

Penulisnya ada banyak ibu dengan beragam background.

Kalau baca sedikit dari cuplikan yang dibagikan, memang sangat menarik.

Nah, yang saya soroti dari kulWapp tersebut adalah metode menulis yang digunakan.

Jadi, ceritanya Diary Ibu Bahagia ini adalah karya tulisan Komunitas Ibu Bahagia. Kalau tidak salah, Komunitas Ibu Bahagia salah satu kegiatannya adalah rutin menulis, hingga tercapailah satu buah antologi.

Salah satu tugas pertama adalah rutin menulis setiap pagi selama 3 menit. No edit.

Saya agak kaget juga pas ngebacanya.

Nulis di pagi hari? Itu kan jam padat persiapan pak suami berangkat kantor, nyiapin sarapan, cuci piring, de el el.

3 menit doang? Huah. Belum nyari idenya loh.

No edit?! Ini yang bikin wow.

Kenapa?

Karena biasanya kan beres nulis, kita baca ulang alias dikoreksi lagi, kali-kali ada yang typo atau enggak enak dibaca, supaya bisa diedit.

Ternyata, eh, ternyata.

Tujuan menulis 3 menit di pagi hari itu sebagai pembiasaan dan terapi diri.

Ini saya cerna sepemahaman saya, ya.

Pagi hari itu kan saat otak kita mulai bekerja di garis start, entah fresh setelah istirahat semalam atau malah tetep pening gara-gara masih banyak yang belum diselesaikan.

Nah, tujuannya disuruh nulis, supaya uneg-uneg kita bisa tersalurkan secara baik. Tau sendiri, kan, wanita itu harus menyalurkan kebutuhan berbicaranya sebanyak 20,000 kata per hari. Supaya penyaluran kata itu enggak salah alamat, makanya disalurkan lewat tulisan 3 menit itu.

Harapannya setelah ditulis, bisa memberikan efek lega dan membuat kita lebih positif menjalani hari.

Memang tujuan jangka panjangnya supaya bisa menggapai target menjadi ibu bahagia, semua emosi negatif harus dikeluarkan. Setelah dikeluarkan yang negatif-negatif, insya Allah nanti akan terlihat potensi, keinginan, kebutuhan kita, sebagai seorang ibu.

Ketika potensi tersalurkan, keinginan bisa dipilah-pilih sesuai prioritas, begitu pula kebutuhan, insya Allah menjadi ibu bahagia bukan sekadar mitos belaka.

Saya lagi meniatkan nih, untuk memulai program menulis 3 menit di pagi hari ini.

Tujuannya masih jangka pendek aja, sih, pengen ngebuang segala energi dan uneg-uneg negatif. Utamanya supaya lebih plong. Alhamdulillah, kalau bisa menggapai menjadi ibu bahagia. Insya Allah.

~~~



#odopbatch5
#onedayonepost

Tidak ada komentar :

Posting Komentar