SOCIAL MEDIA

Sabtu, 14 Mei 2011

KRITIS

Barusan saja, aku membaca sebuah grup diskusi di facebook.
Apa coba yang terpikir di otakku setelah membaca obrolan-obrolan atau diskusi-diskusi di grup itu?
Subhanallah, fabulous!

Kerennya mereka yang bisa mengutarakan pendapat dengan gamblang disertai data-data ataupun info-info yang menunjukkan mereka adalah seorang intelektual sejati.
Komen-komen yang mereka berikan gak cuma komen ecek-ecek. 
Pendapat mereka bukanlah jawaban yang didasari emosi belaka atau keinginan 'cuma menjawab'.
Akurat dan jawaban mereka membuat orang lain bisa mendapatkan informasi yang nggak kalah penting.
Mereka semua adalah orang-orang kritis.
Kritis dalam banyak hal yang tepat sasaran. Bukan kritis mengenai hal-hal yang tidak penting untuk diperdebatkan atau dalam bahasaku sih, kritis yang cari-cari masalah.

Apa hubungannya dengan aku?

Sikap kritis. Itu yang sekarang lagi melempem dalam diriku.
Ketika ada suatu masalah, aku kadang loadingnya lama banget untuk menanggapi.
Dugaan pertamaku adalah karena aku sedikit sekali membaca akhir-akhir ini. Karena menurutku, semakin banyak kita membaca, semakin banyak informasi yang kita miliki dan semakin luas juga pengetahuan kita. Itu adalah hal umum tentang membaca tapi, sayangnya aku masih belum menerapkan dengan baik. Mau-maunya aku berkubang dalam kemiskinan informasi dengan tidak rajin membaca,akhir-akhir ini. Parah!

Dugaan keduaku adalah karena aku terlalu pengecut dan takut untuk mengungkapkan sesuatu.
Why???
Aku nggak punya alasan yang logis. Hm, ada alasan nggak logis yang aku punya, yakni malu!
What?!?!?!
Malu sama siapa coba?!
Aku sendiri heran pada diriku ini.
Biasanya, ketika aku mau mengungkapkan sesuatu, aku malu pendapatku bakal diketawain orang atau pendapatku adalah pendapat terburuk yang pernah ada.
Nggak logis banget sebenarnya kalo aku pikir-pikir lagi alasanku yang satu ini.
Nggak berani ngomong juga untuk mengungkapkan sesuatu.
Padahal aku punya hak penuh untuk itu.

Ketakutan-ketakutan dan ke-nggakberanian yang ada pada diriku dan kelambanan dalam bersikap kritis, mungkin berakar dari; aku belum menyuarakan sesuatu yang haq-alias kebenaran- dan niat ku belum benar. 
Itu yang perlu dievaluasi dan segera diperbaiki.

Karena sikap kritis itu amat penting. Karena kalo kita nggak kritis, kita bakal ngikut-ngikut aja terhadap sesuatu. Jangan-jangan ntar, disuruh ikut ke neraka pun mau.
Na'udzubillahimin dzalik.

Wallahua'lam.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar