SOCIAL MEDIA

Kamis, 21 November 2019

Tentang Menyia-nyiakan Waktu


Pernah nggak, setelah satu hari, satu bulan, atau satu tahun terlewati, muncul perasaan sedih? Sedih karena merasa menyia-nyiakan waktu. Hm, nggak sia-sia juga, sih, cuma ngerasa dengan waktu yang sudah Allah kasih, merasa diri ini nggak mengoptimalkan dengan baik?

Saya lagi di fase ini dan merasa itu bukan pertama kalinya. Agak ngeri sama diri sendiri, karena, kok ngulangin lagi kesalahan yang sama?

Tapi, nggak apa-apa. Bagian dari memotivasi diri sendiri adalah menyadari kesalahan dan bangkit lagi dan perbaiki lagi.



Sejak di rumah saja dan memang meniatkan diri untuk momong anak di rumah, saya merasa banyak hal yang pengen dikejar. Pengen profesional di dunia parenting, pengen belajar bisnis, pengen terjun ke masyarakat, pengen bisa sekolah lagi, pengen jago nulis. Rasanya banyak hal yang dipengenin. Banyak, tapi akhirnya nggak fokus. Satu penyakit teridentifikasi. Padahal, sering dapat insight, bahwa lebih bagus kita fokus di satu hal dan menonjol di bagian itu. Kayak blog aja. Udah beberapa kali ikut kumpul blogger dan memang disarankan lebih baik blog itu punya satu tema atau niche khusus, misal yang fokus di keuangan kayak blognya mas Dani Rachmat, atau blog masaknya mbak Diah Didi, dan lain-lain. Tapi, saya milih menjadikan blog ini campur-aduk banget isinya.

Dari semua kepengenan saya yang banyak itu, rasanya di tahun depan pengen nantangin diri untuk fokus sama satu kepengenan saja. 

Kalau dari video motivasi yang saya tonton di akun Satu Persen, ada stepnya, nih buat mewujudkan secara sistematis apa yang menjadi kepengenan kita.

  1. Menuliskan WISH.
  2. Menemukan BENEFIT dari wish kita tersebut supaya kita lebih termotivasi dalam setiap step berikutnya.
  3. Menganalisa OBSTACLE atau rintangan yang bakal muncul dalam mewujudkan WISH.
  4. Membuat PLAN atau langkah setiap hari, minggu, bulan, tahun agar WISH bisa terlaksana. 

Duh, kemana-mana amat ya, tulisan kali ini. 

Intinya, saya pengen share aja kalau nggak apa-apa ketika muncul rasa sesal karena kita nggak optimal dalam menjalani detik-detik dalam kehidupan kita. Tapi, jangan lupa juga untuk bangkit dan berusaha memperbaiki apa, sih yang nggak optimal itu. Misal, kayak saya, rasanya di awal 2019 lalu sudah dengan rapi menyusun wish list. Sayangnya, targetan-targetan yang saya buat hasilnya nggak optimal. Analisis saya karena terlalu banyak yang saya pengenin, nggak fokus, akhirnya nggak kekejar semua. Setelah menyesal, lalu sadar, langkah berikutnya adalah memperbaiki wish list dan plan, sembari berdo'a supaya semua berjalan lancar dan diri kita bisa menjadi pribadi yang disiplin dalam keseharian.

Disiplin, strong word yang meski jadul, kalau disepelekan bisa bikin hidup berantakan.

Kayak sholat 5 waktu, kalau nggak disiplin ngelaksanain, akibatnya? Dosa.

Duh, ngomongin dosa, apalah saya yang menggunung dosanya.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar