Menjadi ibu adalah salah satu fase terseru dalam kehidupan saya. Hal yang paling jelas mencolok adalah ketika sebagai individu, saya nggak lagi cuma memikirkan diri sendiri, tapi memprioritaskan individu lain, yaitu anak, bahkan sebelum memikirkan kepentingan diri.
Kalau lagi di fase down, ada masanya merasa kehilangan jati diri. Kalau saya pribadi, pernah ada di titik meninggalkan kesenangan pribadi saking nggak ada waktunya untuk melakukan itu. Waktu seperti berkejaran untuk menuntaskan tugas rumah tangga dan mengurus anak-anak.
![]() |
Dulu saat masih single bisa menuntaskan membaca buku yang jadi hobi, minimal satu buku setiap bulan. Setelah jadi ibu? Bisa, sih, menyelesaikan, tapi, butuh waktu dua kali bahkan tiga kali lipat lebih lama, duh!
Mungkin yang paling sering dialami banyak ibu yang saat masih kuliah, sekolah, atau bekerja punya banyak teman dan aktivitas di sana-sini, begitu jadi ibu, semuanya menyusut. Jumlah teman maupun aktivitasnya. Saya pun merasakannya sampai pernah merasa jadi makhluk anti sosial.
Bertemu Komunitas
Saya akhirnya berada di satu titik butuh belajar tentang pengasuhan anak demi menjadi orang tua yang lebih baik. Lalu Allah pertemukan saya dengan komunitas para ibu.
Di tahun 2017-an cukup banyak komunitas orang tua atau komunitas ibu sesuai minat masing-masing. Ada yang memang fokus pada mengasuh anak secara global, ada yang mendetail, seperti komunitas menggendong, menyusui, membacakan nyaring, dan sebagainya.
Buat saya yang dulu aktif di organisasi kampus, kembali bertemu dengan para ibu, mengorganisir kegiatan, berdiskusi soal topik terkini, seperti menyalakan jiwa aktivisme kembali. Meski nyalanya timbul tenggelam, tapi berkomunitas menjadi jeda yang menyenangkan bagi ibu yang berkutat dengan kegiatan di rumah saja.
![]() |
Postingan Instagram (@sidina.community) |
Sedikit Tahu Soal Ibu Penggerak, Sidina Community
Di antara banyaknya komunitas orang tua dan para ibu yang saya kenal dari jejaring pertemanan, tahun 2023 saya mulai sedikit terpapar dengan salah seorang teman yang membagikan aktivitasnya mengikuti kegiatan Sidina Community.
Awalnya saya pikir komunitas Sidina ini adalah perpanjangan tangan pemerintah lewat para ibu, karena kegiatannya yang saya lihat sering bekerja sama dengan Kemendikbudristek saat itu. Tapi, setelah saya cari tahu lebih dalam, Sidina ternyata bukan sekadar yang saya duga.
Melansir dari website resmi komunitas Sidina, yaitu Sidinacorp, disebutkan visi besar Sidina adalah menjadi pusat belajar bagi para perempuan tentang pendidikan, parenting, bisnis, dan pengembangan diri. Harapannya, setiap perempuan menjadi pribadi yang sehat, cerdas, dan berdaya, sesuai tagline Sidina.
Bukan cuma harapan dan visi, riilnya, Sidina menyediakan jasa yang tentu saja profitnya bisa menjadi tambahan penghasilan bagi para anggotanya. Lewat job konten, virtual assistant, menulis, event attendee, trainer, serta kesempatan kegiatan volunteering sebagai fasilitator yang terjun langsung memberikan sosialisasi ke masyarakat, Sidina memberikan kesempatan para perempuan untuk lebih berdaya.
![]() |
Salah satu kegiatan kerja sama Sidina (Sidinacorp.com) |
Saat ini Sidina masih bekerja sama dengan berbagai stakeholder, termasuk Kemendikdasmen (Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah) untuk ikut mensosialisasikan program kebijakan kepada masyarakat luas, utamanya orang tua dan lingkungan sekolah.
Memiliki sekitar 2.098 Ibu Penggerak, per Oktober 2024, Sidina telah meluluskan lebih dari 200 Fasilitator, yaitu Ibu Penggerak yang telah melewati serangkaian tugas dan program pelatihan, untuk kemudian menjadi motor utama dalam melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat umum.
Ruang Bertumbuh
Jujur saja, saya masih termasuk member baru dan penyimak saja selama ada di Sidina. Tapi, dari PIPS atau Pelatihan Ibu Penggerak Sidina yang saya ikuti, saya mendapat POV yang menguatkan bahwa menjadi ibu tidak berarti harus kehilangan jati diri.
Lewat berbagai materi yang disampaikan di PIPS, perempuan termasuk para ibu bisa tumbuh, menjadi penguat, dan bahkan menggerakkan. Ini selaras dengan gerakan yang diusung Sidina, yaitu membuat keluarga-keluarga Indonesia yang lebih kuat lewat peran #IbuPenggerak dan gerakan #BerawalDariRumah.
![]() |
Fasilitator Sidina (Sidinacorp.com) |
Karena memang pada dasarnya, ibu memegang peranan yang amat penting sebagai pilar utama dalam keluarga. Karena selain kelahiran secara fisik, dari para ibu lah pola pikir keluarga diwariskan.
Jadi, ketika teman-teman mungkin merasa down, atau meratapi diri karena merasa tidak berkembang potensinya sebagai ibu, salah satu yang mungkin dibutuhkan adalah bertemu dengan orang atau komunitas yang tepat untuk memulai langkah kecil.
Kalau teman-teman merasa Sidina punya visi yang sama, teman-teman bisa mendaftar menjadi member Sidina lewat form online atau pantau lewat media sosial Sidina. Sampai bertemu di ruang Ibu Penggerak!
#ToTBatch7Sidcom
#FasilitatorSidinaCommunity
#SehatCerdasBerdaya
#SidinaCommunity
Tidak ada komentar :
Posting Komentar