SOCIAL MEDIA

Rabu, 29 Oktober 2025

Pembelajaran Mendalam (Deep Learning): Pendekatan Pembelajaran untuk Menyongsong Indonesia Emas 2045

Indonesia akan memperoleh bonus demografi di tahun 2035. Bila menginginkan generasi penerus di tahun tersebut menjadi bonus yang memajukan negeri, generasi saat ini harus bekerja keras supaya bonus tersebut menjadi keuntungan sumber daya, bukan malah menjadi ‘beban’ untuk negeri.


Salah satu langkah yang diusahakan pemerintah lewat Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah adalah memunculkan sebuah pendekatan belajar yang sebenarnya bukan hal yang baru. Tapi, karena banyak kesalahpahaman di tengah masyarakat yang menganggap Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) ini adalah sebuah kurikulum dari pemerintahan yang baru, maka Pembelajaran Mendalam dipandang sebagai sesuatu yang asing.

Konsep Dasar Pembelajaran Mendalam

Sidina Community memfasilitasi saya untuk lebih memahami konsep Pembelajaran Mendalam yang bila ditelaah, rasanya menjadi sebuah angin segar untuk masa depan pendidikan di Indonesia.


Secara konsep sederhana, Pembelajaran Mendalam adalah pendekatan pembelajaran yang memuliakan, yang menghargai anak dalam belajar. Menekankan pemahaman yang bermakna, bukan sekadar menghafal.


Pembelajaran Mendalam, mengutamakan anak didik yang memahami konsep dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan. Mampu mengaitkan pengetahuan yang sudah dimiliki dengan situasi nyata.


Lewat Pembelajaran Mendalam, anak diajak berlatih berpikir kritis, kreatif, dan terbiasa memecahkan masalah.


Deep Learning berlawanan dengan Surface Learning (Pembelajaran Dangkal), yaitu proses pembelajaran yang ditandai anak yang belajar hanya karena motivasi eksternal, sehingga belajar dipandang sebagai keharusan menyelesaikan tugas atau hanya ingin memenuhi persyaratan minimum.

Mengapa Harus Menggunakan Pembelajaran Mendalam?

Beberapa alasan Pembelajaran Mendalam dipilih adalah;

1)Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Peserta Didik yang Belum Berkembang Optimal

Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya kemampuan literasi dan numerasi anak di Indonesia, yang disebabkan pembelajaran selama ini berpusat pada guru, satu arah, dan hanya sekadar hafalan.


2)Pengalaman Negara Maju

Berbagai negara, seperti  Norwegia, Inggris, Finlandia, Jepang, dan Korea telah menerapkan prinsip Pembelajaran Mendalam dalam kurikulum mereka. Membuktikan bahwa pendekatan pembelajaran tersebut menyokong kemajuan negara.


3)Amanat Undang-Undang

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan agar pendidikan menciptakan manusia Indonesia yang beriman, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab. Karakter-karakter tersebut bisa dicapai lewat pendekatan pembelajaran Deep Learning untuk mempercepat tercapainya amanat UU.

Peran Guru, Peserta Didik, dan Ekosistem Pendidikan dalam Pembelajaran Mendalam

Dalam mewujudkan Pembelajaran Mendalam, guru perlu menciptakan pengalaman belajar yang nyata, mendorong anak berpikir tingkat tinggi, dan menumbuhkan kolaborasi. Secara detail, guru berperan sebagai: 

  • Aktivator, yang mendorong anak aktif membangun pengetahuan.
  • Pembangun budaya belajar, yang menciptakan lingkungan positif dan menumbuhkan kemandirian.
  • Kolaborator, yang bekerja sama dengan anak, orang tua, dan masyarakat dalam menciptakan pengalaman belajar yang bermakna.

Praktik-Pembelajaran-Mandiri-Kemendikdasmen
Ilustrasi Pembelajaran Mandiri Kunjungan ke Akuarium Raksasa (Unsplash.com)


Melalui pendekatan pembelajaran Deep Learning, anak diberi kesempatan untuk menjadi “agen belajar” yaitu subjek belajar yang melakukan pembelajaran sesuai minat, ritme, dan gaya mereka sendiri. Anak juga dapat mengerjakan proyek yang relevan dengan kehidupan sosial, lingkungan, dan teknologi sehingga pembelajaran terasa lebih nyata.


Selain guru, masyarakat dan keluarga juga punya peran penting.


Masyarakat dapat mendukung pembelajaran melalui kegiatan nyata seperti kerja sosial, pelestarian lingkungan, atau proyek kemasyarakatan.


Orang tua berperan mendampingi anak belajar di rumah, membangun suasana emosional yang positif, serta membantu anak mengembangkan keterampilan sosial dan kemandirian.

Prinsip Pembelajaran Mendalam

Berkesadaran

Prinsip berkesadaran dalam pembelajaran mendalam menekankan keterlibatan penuh anak secara mental dan fisik, keterbukaan terhadap pengalaman baru, serta refleksi diri. Pembelajaran menjadi proses holistik yang menghubungkan aspek intelektual, emosional, dan nilai, sehingga peserta didik tumbuh aktif sebagai individu dan bagian dari masyarakat.

Bermakna

Prinsip bermakna dalam pembelajaran mendalam menekankan keterkaitan antara pengetahuan baru dan pengalaman sebelumnya. Anak memahami konsep secara menyeluruh melalui analisis, sintesis, dan penerapan nyata. Dengan relevansi terhadap dunia nyata, pembelajaran menjadi lebih efektif, mendalam, dan berkontribusi pada pemahaman jangka panjang. 

Menggembirakan

Prinsip menggembirakan dalam Pembelajaran Mendalam menekankan suasana belajar yang positif, interaktif, dan berpusat pada peserta didik. Melalui pengalaman langsung dan tantangan yang bermakna, anak didik merasa antusias, termotivasi, dan nyaman, sehingga proses belajar menjadi lebih mendalam, menyenangkan, dan mendorong pemahaman yang bertahan lama.


Pembelajaran Mendalam di Indonesia menekankan proses belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui olah pikir, hati, rasa, dan raga secara holistik. Pendekatan ini mendorong anak terlibat aktif, menikmati proses belajar, serta menemukan makna dan relevansi nyata dalam kehidupan mereka.


Dimensi-Profil-Lulusan-Pembelajaran-Mendalam
Dimensi Profil Lulusan di Lingkaran Terdalam (Kemendikdasmen)

Hasil Pembelajaran Mendalam

Pembelajaran Mendalam difokuskan pada pencapaian delapan dimensi Profil Lulusan, yaitu: (1) Keimanan dan Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) Kewargaan, (3) Penalaran Kritis, (4) Kreativitas, (5) Kolaborasi, (6) Kemandirian, (7) Kesehatan, dan (8) Komunikasi. Dimensi tersebut mencerminkan kompetensi utuh yang harus dimiliki setiap anak setelah menyelesaikan proses pendidikan, mencakup aspek kognitif, karakter, dan keterampilan hidup.


Hal yang perlu menjadi perhatian dari setiap pendekatan pembelajaran, termasuk Deep Learning adalah bagaimana guru dan orang tua membantu anak menjaga motivasi intrinsik, yaitu dorongan belajar dari dalam diri. Karena dengan motivasi itu, anak akan terus bersemangat belajar sepanjang hayat, bukan hanya belajar saat di usia sekolah saja.


Bagaimana menurut teman-teman yang mendampingi anak dalam praktik Deep Learning di sekolah, apakah sudah tampak anak lebih menikmati proses belajar? Bila berkenan, silakan berbagi di kolom komentar.


Bagi teman-teman yang ingin mencari tahu lebih banyak tentang Pembelajaran Mendalam, bisa akses materinya di website Kemendikdasmen, lewat link ini.


Semoga bermanfaat.


#FasilitatorSidinaCommunity

#IbuPenggerak

#SosialisasiFasilitatorSidina

#PendidikanBermutuUntukSemua

#PembelajaranMendalam

#DeepLearning

Tidak ada komentar :

Posting Komentar