Kami
pergi ke kampus sekitar pukul 9 pagi. Dua orang teman kami dari NLU menjemput
kami di gerbang kampus. Perjalanan dari rumah ke depan gerbang kampus
menghabiskan waktu sekitar 15-20 menit. Sepanjang perjalanan menuju kampus,
masyarakat sekitar siapapun itu memandangi kami dengan heran. Ya, pasti karena
pakaian dan penampilan kami yang tidak biasa buat mereka. Saya sangat tidak
nyaman karena hal itu. Orang-orang yang memandangi kami bukan hanya pejalan
kaki, bahkan pengendara sepeda, motor, mobil, bus, dan truk.
Kami
sedikit terlambat dari janji pertemuan dengan 2 orang teman kami yang
sepertinya datang lebih awal. Ya, kebiasaan terlambat belum hilang sepenuhnya
dari kami berlima. Meskipun pertemuan ini bukan pertemuan formal seperti
perkuliahan.
Dua
teman kami memberikan ucapan selamat datang di kampus dengan mengatakan bahwa
kami harus siap untuk berjalan jauh disekitar kampus dan setelah kami
melaluinya, itu memang jauh, jalan dari gerbang depan kampus hingga fakultas
tempat kami belajar.
Lagi-lagi
sepanjang kampus, mahasiswa-mahasiswa di NLU memandangi kami dari ujung kepala
hingga ujung kaki.
Kesan
yang kami tangkap dari kampus NLU adalah tidak jauh beda dari IPB.
Even, no offense, IPB much much better dari segi kebersihan.
NLU nampaknya masih
dalam proses pembangunan. Bangunan fakultas teknologi pangan yang kami datangi
pun, terlihat sangat tua. Meskipun beberapa ruangan yang kami masuki sudah
terlihat modernitasnya, karena dilengkapi peralatan canggih dan ada AC sebagai
pendingin ruangan. Mirip dengan ITP IPB.
Kami
menunggu dosen yang akan menjadi penanggungjawab kami selama belajar di NLU.
Namun ternyata dosen tersebut sedang amat sibuk sehingga tidak dapat menemui
kami dan pukul 11 kami direncanakan untuk bertemu dengan dekan fakultas.
Akhirnya,
kami berjalan berkeliling kampus. Kami melihat kelas yang akan ditempati
mahasiswa advanced program (kami termasuk didalamnya), laboratorium,
perpustakaan, dan menuju asrama yang ditempati teman kami.
Lagi-lagi
bangunan yang kami lihat terlihat kuno meskipun ada beberapa bangunan baru yang
memang baru diselesaikan proses pembangunannya.
Asrama
yang kami lihat ditempati oleh 6 orang dalam 1 kamar, ada sekitar 300-an
mahasiswa dalam 1 gedung, NLU menyediakan 3 gedung untuk mahasiswa wanita dan 2
gedung untuk mahasiswa pria. Dari luar gedung kami bisa melihat jemuran
digantung di luar kamar. Sudah terlihat penuhnya memang. Di salah satu gedung
kami melihat mahasiswa-mahasiswa yang sibuk membuat lampion. Ternyata beberapa
hari lagi Vietnam akan merayakan Mid Autumn Festival. Perayaannya dilakukan
saat full moon dan anak-anak akan keluar rumah membawa lampion-lampion yang
mahasiswa-mahasiswa itu buat
Kami
menyapa mereka sejenak lalu melanjutkan perjalanan lagi menuju luar asrama
untuk mencari tempat fotokopi sebelum kembali ke fakultas.
Kami
sempat membeli jajanan di sepanjang jalan asrama, rasanya mirip rambut nenek
yang dijual di Bogor namun ditambah kelapa yang disuir panjang-panjang, manis
dan legit. Harganya 3000 VND.
Pukul
11 lebih sedikit kami tiba lagi di fakultas, namun dekan yang kami ingin temui
belum hadir. Kami pikir hal tersebut karena kami sedikit terlambat, teman kami
yang bernama Pi menjawab bahwa hal tersebut tidak benar, bagi dekan mereka
menunggu merupakan suatu kebahagiaan. Ha? Saya sedikit tidak mengerti soal ini.
Dekan
baru bisa kami temui sekitar pukul 11 lebih. Beliau terlihat sangat ramah dan
sangat dekat dengan mahasiswanya. Beliau beberapa kali berbicara dengan bahasa
Vietnam dengan Pi dan Ling, dan itu terlihat seperti ayah sedang mengobrol
dengan anaknya saja. Saya sedikit terkejut dengan kedekatan mereka.
Kami
membicarakan masalah yang kami hadapi soal tempat tinggal dengan beliau, dan
nampaknya beliau tidak terlalu khawatir soal itu. Beliau hanya mengatakan bahwa
Dr. Lam An akan membantu kami menyelesaikan masalah itu. Jadi, kami tidak perlu
khawatir.
Hal
lain yang juga kami bicarakan adalah mengenai perkuliahan yang kami ambil.
Beliau merekomendasikan beberapa mata kuliah lain untuk kami ambil selain yang
sudah kami putuskan di Indonesia.
Tidak
lama kami mengobrol dengan beliau, setelah itu kami mendapat kabar bahwa Dr.
Lam An baru bisa kami temui pukul 4.30 pm. Kami menghabiskan waktu sampai waktu
perjanjian dengan berkeliling kampus lagi.
Pukul
4.30 pm kami betemu dengan Dr. An. Beliau dosen perempuan yang terlihat modis
dan gaya, usianya mungkin sekitar 30an tahun. Kami membicarakan masalah
mengenai tempat tinggal, sama seperti respon yang diberikan bapak Dekan, beliau
tenang saja dan meminta kami tidak usah khawatir. Kami membicarakan mengenai
jadwal kuliah kami karena pada file yang kami dapat, jadwalnya sedikit
membingungkan akibat memakai kode-kode angka yang belum pernah kami dapati
sebelumnya.
Hasil
dari pembicaraan tersebut, kami akan kuliah Food Toxicology dengan dosen tamu
dari Australia kalau tidak salah dari hari senin hingga jum’at pukul 8-12 mulai
pertengahan Desember hingga 30 Desember 2013. Kuliah tersebut memang
dilaksanakan intensif selama 2 minggu dan perkuliahan yang lain ditiadakan.
Lalu, kami kuliah Technology and Processing of Fruits and Vegetables pada hari
senin pukul 8-12 dan kuliah Processing Technology of Tea, Coffee, and Cocoa
pada hari selasa pukul 8-12.
Kami
sedikit tarik ulur untuk mengambil kuliah Seminar pada hari kami pukul 2 siang,
karena beberapa dari kami berpikir bahwa seminar akan lebih nyaman bila diambil
di IPB.
Kami
belum mengambil keputusan saat itu dan Dr.An mempersilakan kami untuk
berdiskusi apakah kami akan mengambil kelas Seminar atau tidak. Meskipun, saya
menangkap bahwa Dr. An berharap kami mengikuti kelas ini dan beliau juga sudah
memberikan saran dari awal, apabila kami mengambil kelas ini, kami sebaiknya
berpisah kelompok dan berbaur dengan teman sekelas yang lain, karena mata
kuliah ini akan banyak sekali aktivitas kerja kelompoknya. Apabila kami tidak
mengambil kelas ini juga, Dr. An mengharapkan kami datang pada jadwal
presentasi sekedar untuk melihat teman-teman NLU kami presentasi dan bertanya
satu dua hal. Kami mengiyakan saja.
Kami
pulang dengan menumpang mobil Dr.An yang akan menuju distrik 9, sekitar 1,5 jam
perjalanan dengan kendaraan. Mobil Dr.An yang cukup kecil membuat kami harus
berdesakan didalam mobil. Ya, tapi, itu jauh lebih baik daripada harus berjalan jauh
dibawah tatapan banyak orang.
~o~
Tidak ada komentar :
Posting Komentar