Indonesia akan memperoleh bonus demografi di tahun 2035. Bila menginginkan generasi penerus di tahun tersebut menjadi bonus yang memajukan negeri, generasi saat ini harus bekerja keras supaya bonus tersebut menjadi keuntungan sumber daya, bukan malah menjadi ‘beban’ untuk negeri.
Salah satu langkah yang diusahakan pemerintah lewat Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah adalah memunculkan sebuah pendekatan belajar yang sebenarnya bukan hal yang baru. Tapi, karena banyak kesalahpahaman di tengah masyarakat yang menganggap Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) ini adalah sebuah kurikulum dari pemerintahan yang baru, maka Pembelajaran Mendalam dipandang sebagai sesuatu yang asing.
Konsep Dasar Pembelajaran Mendalam
Sidina Community memfasilitasi saya untuk lebih memahami konsep Pembelajaran Mendalam yang bila ditelaah, rasanya menjadi sebuah angin segar untuk masa depan pendidikan di Indonesia.
Secara konsep sederhana, Pembelajaran Mendalam adalah pendekatan pembelajaran yang memuliakan, yang menghargai anak dalam belajar. Menekankan pemahaman yang bermakna, bukan sekadar menghafal.
Pembelajaran Mendalam, mengutamakan anak didik yang memahami konsep dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan. Mampu mengaitkan pengetahuan yang sudah dimiliki dengan situasi nyata.
Lewat Pembelajaran Mendalam, anak diajak berlatih berpikir kritis, kreatif, dan terbiasa memecahkan masalah.
Deep Learning berlawanan dengan Surface Learning (Pembelajaran Dangkal), yaitu proses pembelajaran yang ditandai anak yang belajar hanya karena motivasi eksternal, sehingga belajar dipandang sebagai keharusan menyelesaikan tugas atau hanya ingin memenuhi persyaratan minimum.
Mengapa Harus Menggunakan Pembelajaran Mendalam?
Beberapa alasan Pembelajaran Mendalam dipilih adalah;
1)Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Peserta Didik yang Belum Berkembang Optimal
Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya kemampuan literasi dan numerasi anak di Indonesia, yang disebabkan pembelajaran selama ini berpusat pada guru, satu arah, dan hanya sekadar hafalan.
2)Pengalaman Negara Maju
Berbagai negara, seperti Norwegia, Inggris, Finlandia, Jepang, dan Korea telah menerapkan prinsip Pembelajaran Mendalam dalam kurikulum mereka. Membuktikan bahwa pendekatan pembelajaran tersebut menyokong kemajuan negara.
3)Amanat Undang-Undang
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan agar pendidikan menciptakan manusia Indonesia yang beriman, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab. Karakter-karakter tersebut bisa dicapai lewat pendekatan pembelajaran Deep Learning untuk mempercepat tercapainya amanat UU.
Peran Guru, Peserta Didik, dan Ekosistem Pendidikan dalam Pembelajaran Mendalam
Dalam mewujudkan Pembelajaran Mendalam, guru perlu menciptakan pengalaman belajar yang nyata, mendorong anak berpikir tingkat tinggi, dan menumbuhkan kolaborasi. Secara detail, guru berperan sebagai:
- Aktivator, yang mendorong anak aktif membangun pengetahuan.
- Pembangun budaya belajar, yang menciptakan lingkungan positif dan menumbuhkan kemandirian.
- Kolaborator, yang bekerja sama dengan anak, orang tua, dan masyarakat dalam menciptakan pengalaman belajar yang bermakna.
![]() |
| Ilustrasi Pembelajaran Mendalam Kunjungan ke Akuarium Raksasa (Unsplash.com) |
Melalui pendekatan pembelajaran Deep Learning, anak diberi kesempatan untuk menjadi “agen belajar” yaitu subjek belajar yang melakukan pembelajaran sesuai minat, ritme, dan gaya mereka sendiri. Anak juga dapat mengerjakan proyek yang relevan dengan kehidupan sosial, lingkungan, dan teknologi sehingga pembelajaran terasa lebih nyata.
Selain guru, masyarakat dan keluarga juga punya peran penting.
Masyarakat dapat mendukung pembelajaran melalui kegiatan nyata seperti kerja sosial, pelestarian lingkungan, atau proyek kemasyarakatan.
Orang tua berperan mendampingi anak belajar di rumah, membangun suasana emosional yang positif, serta membantu anak mengembangkan keterampilan sosial dan kemandirian.
Prinsip Pembelajaran Mendalam
Berkesadaran
Prinsip berkesadaran dalam pembelajaran mendalam menekankan keterlibatan penuh anak secara mental dan fisik, keterbukaan terhadap pengalaman baru, serta refleksi diri. Pembelajaran menjadi proses holistik yang menghubungkan aspek intelektual, emosional, dan nilai, sehingga peserta didik tumbuh aktif sebagai individu dan bagian dari masyarakat.
Bermakna
Prinsip bermakna dalam pembelajaran mendalam menekankan keterkaitan antara pengetahuan baru dan pengalaman sebelumnya. Anak memahami konsep secara menyeluruh melalui analisis, sintesis, dan penerapan nyata. Dengan relevansi terhadap dunia nyata, pembelajaran menjadi lebih efektif, mendalam, dan berkontribusi pada pemahaman jangka panjang.
Menggembirakan
Prinsip menggembirakan dalam Pembelajaran Mendalam menekankan suasana belajar yang positif, interaktif, dan berpusat pada peserta didik. Melalui pengalaman langsung dan tantangan yang bermakna, anak didik merasa antusias, termotivasi, dan nyaman, sehingga proses belajar menjadi lebih mendalam, menyenangkan, dan mendorong pemahaman yang bertahan lama.Pembelajaran Mendalam di Indonesia menekankan proses belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui olah pikir, hati, rasa, dan raga secara holistik. Pendekatan ini mendorong anak terlibat aktif, menikmati proses belajar, serta menemukan makna dan relevansi nyata dalam kehidupan mereka.
![]() |
| Dimensi Profil Lulusan di Lingkaran Terdalam (Kemendikdasmen) |
Hasil Pembelajaran Mendalam
Pembelajaran Mendalam difokuskan pada pencapaian delapan dimensi Profil Lulusan, yaitu: (1) Keimanan dan Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) Kewargaan, (3) Penalaran Kritis, (4) Kreativitas, (5) Kolaborasi, (6) Kemandirian, (7) Kesehatan, dan (8) Komunikasi. Dimensi tersebut mencerminkan kompetensi utuh yang harus dimiliki setiap anak setelah menyelesaikan proses pendidikan, mencakup aspek kognitif, karakter, dan keterampilan hidup.
Hal yang perlu menjadi perhatian dari setiap pendekatan pembelajaran, termasuk Deep Learning adalah bagaimana guru dan orang tua membantu anak menjaga motivasi intrinsik, yaitu dorongan belajar dari dalam diri. Karena dengan motivasi itu, anak akan terus bersemangat belajar sepanjang hayat, bukan hanya belajar saat di usia sekolah saja.
Bagaimana menurut teman-teman yang mendampingi anak dalam praktik Deep Learning di sekolah, apakah sudah tampak anak lebih menikmati proses belajar? Bila berkenan, silakan berbagi di kolom komentar.
Bagi teman-teman yang ingin mencari tahu lebih banyak tentang Pembelajaran Mendalam, bisa akses materinya di website Kemendikdasmen, lewat link ini.
Semoga bermanfaat.
#FasilitatorSidinaCommunity
#IbuPenggerak
#SosialisasiFasilitatorSidina
#PendidikanBermutuUntukSemua
#PembelajaranMendalam
#DeepLearning



Sebenarnya ada beberapa step sudah dilakukan tapi ga sadar kalau itu pembelajaran mendalam.
BalasHapusSemoga makin semangat ngajari anak dulu di rumah lalu keluar ke masyarakat
Betul, Mba. Tempo hari Mba Hamim di forum bilang Deep Learning ini konsepnya mirip dg Mindful Parenting, dan aku setuju dengan beliau.
HapusJika hanya mengikuti tuntutan dari luar (faktor eksternal), anak jadi belajar sekadarnya saja. Beda lagi jika anak menemukan banyak hal menarik dari proses pembelajarannya, pastinya akan lebih mudah dalam memahami bahan-bahan ajarnya.
BalasHapusDan efek jangka panjangnya anak jadi lebih mudah mengingat apa yang dipelajari, Mba.
HapusSaya senang dengan pendekatan pembelajaran mendalam ini, Mbak. Semoga para guru bisa membawa anak-anak itu kepada pembelajaran mendalam. Saya juga belajar banyak di Sidina, Mbak Izza. 😊
BalasHapusWah, ikut senang kalau Sidina membawa dampak baik. Betul, tugas besar memang tetap di guru untuk 'memancing' anak menyenangi pendekatan pembelajaran ini.
HapusAda beberapa anak yang emang semangat belajarnya pas lagi di sekolah aja yaa, pas lagi bareng sama temen temennya, peran orang tua dan guru berpengaruh banget nih biar anak nggak semangat pas lagi sekolah ajaa, ijin share ah ke kakaku yang punya anak udah SD hihi
BalasHapusSilakan, Mba. Terima kasih sudah mampir.
HapusKonsep yang sangat bagus. Kalau di berbagai sekolah swasta terutama yang menengah atas, saya rasa sudah banyak yang menerapkan konsep ini. Tapi, di sekolah negeri itu kan banyak yang fasilitasnya sangat terbatas dan jumlah murid per kelas lumayan besar. Bagaimana mengatasi hambatan tersebut supaya konsep ini bisa berjalan dengan baik?
BalasHapusBetul, masih banyak pr untuk sekolah negeri. Kalau saya pribadi, menganggap sistem pendidikan secara garis besar memang amat perlu dirombak. Terutama beban administratif untuk para guru. Dari situ bertahap perbaikan yang lain, misal tanggung jawab jumlah siswa, dst.
HapusBagus ya mba materi pembelajaran mendalam dan manfaatnya. Seru nih ikut kegiatan dengan Sidina community. I bet you enjoy it!
BalasHapusYep, Alhamdulillah, enjoy it a lot. Semoga bermanfaat juga untukmu yang sudah mampir ke sini.
HapusSeneng karena pendekatan belajar melalui metode yang tepat di generasi saat ini akan memberika efek jangka panjang. Selain menerapkan berkesadaran belajar Deep Learning juga pastinya memberikan kesan mendalam yang tak terlupakan untuk sebuah ilmu karena mengalaminya langsung, bukan hanya belajar teori by textbook.
BalasHapusBetul, memang harus visioner memandang pendekatan pembelajaran ini. Semoga long lasting juga efeknya untuk anak-anak kita.
HapusJujur suka kasihan sama murid maupun ortu yang kalau ada pergantian menteri pendidikan, eh, sistem pembelajarannya berubah juga.
BalasHapusNah ya, mungkin karena sebelumnya gonta-ganti kurikulum, sehingga orang jadi agak sensi dengar istilah "deep learning" padahal buat beberapa sekolah khususnya swasta siapa tahu malah sudah menerapkannya dahulu.
Namun, aku pribadi karena sekolah anak2 bukan formal, sehingga metode pembelajaran deep learning yang fun dan mengundang anak supaya selalu kritis insyaAllah udah dipelajari anak2.
Hal paling penting emang semoga si anak enjoy, gurunya nggak terbebani ya.
Iya, Mba. Memang berharapnya ganti Menteri, tinggal melanjutkan saja visi yang dibawa pendahulunya ya. Tapi yah, politik kadang tak bisa dimengerti.
HapusAh, senang kalau sekolah fokus pada kegembiraan anak dalam belajar.
Generasi emas jadi harapan bangsa ya karena banyak harapan di sana untuk menjadikan negara ini lebih baik
BalasHapusNamun untuk bisa mendapatkan generasi emas tersebut ternyata ada banyak PR yang harus dipenuhi dulu
Terutama karakter generasinya yang harus terus diperbaiki
Menangis memang kalau melihat berita tentang karakter anak-anak yang viral beberapa waktu belakangan. Tapi, yang tidak terpublish insya Allah masih banyak anak-anak yang bikin optimis akan masa depan Indonesia yang gemilang.
HapusWaah kurikulum deep learning ini masih anget banget. Mantap penjelasannya bagus banget buat yang penasaran arahnya ini bakal kemana terutama buat anak anak kita. Makasih mba 😍
BalasHapusTerima kasih kembali. Makasih juga sudah mampir ya, Mba.
HapusPembelajaran mendalam seperti ini bagus juga untuk para siswa ya, tapi pastinya dengan teknik yang tepat, sehingga para siswa bisa betah dan nyaman saat belajar
BalasHapusPengajar atau pendamping belajar memang harus putar otak supaya pembelajaran mendalam bisa 'masuk' ke anak didik.
HapusPonakanku pas sekolah SD masih kurang fokus belajarnya. masih dunia main2. tapi setelah SMP baru sadar bagaimana cara belajar yang benar dan mulai konsentrasi sama pelajaran yang dia terima.
BalasHapusSeiring bertambahnya umur makin ketemu ya, metode belajar yang cocok. Btw, kalau usia SD menurutku gapapa banget kalau masih banyak mainnya. IMHO ya, Mbak.
HapusTerima kasih banyak atas sharingnya kak, menarik sekaliii hihi
BalasHapusMakasih juga sudah mampir, Kak.
Hapus